Rabu, 11 Januari 2012

musyawarah



Selasa 10 januari 2012, Alhamdulillah pemilihan ketua kos Al Ayubi berjalan dengan lancer, tidak seperti biasanya , pemilihan ini menggunakan cara musyawarah mufakat,  cara pemilihan ketua seperti  ini sudah banyak dilupakan oleh masyarakat Indonesia, yang lebih sering menggunakan voting atau sebangsanya,
dari hal seperti inilah kami menerapkan musyawarah, agar kelak kami terbiasa  bermusyawarah dalam menghadapi masalah, dari segi keuntungannya, musyawarah lebih menguutamakan hati ke hati dari pada voting yang mengutamakan dominasi,
karena musyawarah inilah yang diajarkan oleh Rasulullah, apapun masalah yang dihadapi, Rasulullah lebih mengutamakan Musyawarah dari pada voting,
Allah berfirman: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka.) (QS. as Syuura: 38)
Dari ayat diatas memang sudah jelas dalam penentuan apapun sebaiknya mengupayakan untuk bermusyawarah, untuk itu sedikit saya akan mengulas tentang adab adab dalam bermusyawarah.
1.      Musyawarah di pimpin oleh seorang amir , sebaiknya amir shaf.sebelum musyawarah ,hendaknya amir mengosongkan hati dan pikirannya dadari rencana yang mungkin akan di putuskan dalam musyawarah.

2.       Musyawarah diawali dengan Basmalah , Hamdalah , Hendaknya masing – masing berdoa : “allahumma alhimna mara sida umurina wa adidna ming syururi angfusina wa ming syayiati a maalina”. Artinya : “ Ya Allah berilah kami petunjuk ( ilham ) apa yang menjadi urusan kami dan kami berlindung dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan orang lain”.

3.       Zihin singkat untuk membentuk pikir para musyawirin tentang arti , maksud dan tujuan musyawarah.Timbulnya Jazbah pada setiap ahli musyawarah sehingga tidak ada yang merasa di perintah.


4.      Musyawirin menyampaikan Kargozari ( Laporan kegiatan program yang telah di lakukan ).

5.      Amir musyawarah meminta usul – usul mulai dari sebelah kanan ke sebelah kiri .Mengajukan usul usul yang terbaik dan setelah usul disampaikan , anggaplah usul orang lain yang terbaik.

6.       Apabila usul kita di terima segera ber istigfar , sebab mungkin saja usul itu mendatangkan mudharat bagi orang lain ,sebaliknya jika usulan kita di tolak maka ucapkan Alhamdulillah.

7.       Tidak memotong pembicaraan ( interupsi ),tunggulah orang lain selesai bicara dan tidak boleh menguatkan pendapat orang lain.

8.       Keputusan bukanlah pada suara yang terbanyak. Kebenaran hanya pada Allah dan Rasul-Nya.hendaknya keputusan sesuai dengan laporan ( kargozari ) atau data yang ada.

9.       Tidak mengajkan diri sendiri dalam suatu tugas , kecuali tugas Khidmat dan Mutakallim.

10.   Apabila keputusan telah di tetapkan ,maka ini adalah suatu amanah dari Allah SWT dan siap melaksanakannya ( sami”na wa athana ). Menerima keputusan musyawarah sebagai hadiah bukan sebagai beban.

11.   Apabila dari hasil musyawarah terjadi hal yang tidak diinginkan maka janganlah berandai – andai.hal ini akan menimbulkan peluang syetan untuk memecah hati kita.

12.   Perbedaan pendapat dalam musyawarah adalah rahmat tetapi beda pendapat di luar musyawarah adalah Laknat.

Semoga bermanfaat!



  

Selasa, 10 Januari 2012

Renungku dalam kekuasaan-Mu


Saudara-saudaraku,

Alangkah baiknya jikalau kita mampu mengambil aneka hikmah dari makhluk apapun yang Allah SWTciptakan di muka bumi ini. Cacing, misalnya, adalah salah satu makhluk Allah yang selama ini kita anggap lemah, hina, dan menjijikan. Akan tetapi, sekiranya kita lebih bijak, maka kita pun akan dapat meluangkan waktu dan kepedulian kita untuk berpikir tentang peranan dan mamfaatnya bagi kita semua, yang mungkin selama ini amat terabaikan dari perhatian kita.



Saudaraku,

Hasil penyelidikan selama bertahun-tahun, ternyata cacing adalah makhluk yang luar biasa guna dan mamfaatnya bagi manusia dan kemanusiaan. Apakah pekerjaan cacing? Ternyata cacing adalah makhluk yang paling rajin menggali dan melubangi tanah, sehingga tanah pun menjadi gembur, yang membuat akar-akar tanaman bisa menembus tanah dengan lebih mudah.

Dia pun menjalar mengorek-ngorek tanah sehingga terdapat rongga penyimpanan air di dalam tanah yang memadai. Dengan demikian, pohon-pohonan bisa tumbuh dengan suburnya dan tersedia simpanan air dalam jumlah yang cukup, sehingga tidak hanya dapat diserap oleh akar, juga dapat ditimba oleh manusia melalui sumur-sumur, untuk berbagai keperluan hidup.

Cacing pun memakan tanah, lalu dilumatkannya di dalam perutnya, sehingga ketika dikeluarkan kembali, tanah itu menjadi lunak, ringan, dan gembur. Tanah pun menjadi baik untuk ditanami daripada sebelumnya. Demikian pun, dedaunan yang jatuh ke tanah dan menjadi sampah pun diubah kemamfaatannya, dengan cara dia benamkan ke dalam tanah, lalu dihancurkannya, sehingga berubahlah sampah itu menjadi pupuk yang jelas-jelas sangat besar mamfaatnya bagi kesuburan tanam-tanaman.

Dalam setengah hektar tanah itu kurang lebih terkandung 50.000 ekor cacing, yang mampu menggemburkan tanah seberat 10.000 ton setelah dikunyah oleh cacing tersebut. 'Prestasi' ini benar-benar tidak tertandingi oleh makhluk-makhluk lain ataupun peralatan pertanian buatan manusia. Setiap harinya cacing-cacing itu dengan tidak mengenal lelah membalikkan lapisan kulit bumi sehingga suasana di dalam tanah menjadi sangat baik. Dimakannya berbagai 'makanan' di dalam tanah, kemudian dikeluarkannya kembali dalam bentuk kapur, yang memang zat ini sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan.



Saudaraku,

Lain lagi dengan seekor lalat. Makhluk yang sering kita jumpai di tempat-tempat kotor ini ternyata justru sangat menyukai kebersihan. Kalau kita amati serangga ini, ternyata mereka mempunyai kebiasaan membersihkan diri sampai ke bagian-bagian yang terkecil dari bagian tubuhnya sekalipun. Lalat seringkali hinggap di suatu tempat lalu membersihkan tangan dan kakinya secara terpisah. Setelah itu lalat membersihkan debu yang menempel pada sayap dan kepalanya dengan menggunakan tangan dan kakinya secara menyeluruh. Lalat itu terus saja melakukan yang demikian sampai yakin akan kebersihan dirinya. Semua lalat dan serangga yang lain pun membersihkan tubuh mereka dengan cara yang sama, dengan penuh perhatian dan ketelitian sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Ini menunjukkan ada satu-satunya pencipta yang mengajarkan kepada mereka cara membersihkan diri mereka sendiri.

Ketika terbang, lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali setiap detik. Padahal tak satu pun mesin buatan manusia yang mampu memiliki kecepatan yang luar biasa ini. Kalaulah ada, mesin itu akan hancur dan terbakar akibat gaya gesek. Namun sayap, otot, ataupun persendian lalat ini tidak mengalami kerusakan sedikit pun. Bahkan ia dapat terbang ke arah manapun tanpa terpengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi yang paling canggih sekalipun, manusia masih belum mampu membuat mesin yang memiliki spesifikasi dan teknik terbang yang luar biasa sebagaimana lalat.



Saudaraku,

Begitulah, makhluk hidup yang cenderung diremehkan dan tidak terlalu mendapat perhatian manusia, ternyata dapat melakukan pekerjaan yang tidak mampu dilakukan manusia. Tidak diragukan lagi, tidaklah mungkin mengklaim bahwa seekor cacing atau lalat melakukan ini semua semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua karakteristik istimewa dari lalat atau cacing adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya.

Pantaslah ketika Imam Ali r.a. menjumpai seekor semut dalam sebuah perjalanan, ia berhenti sejenak lalu mengajak para sahabat yang lain untuk merenungi hikmah apa dari makhluk kecil mungil ini. "Lihatlah" ungkapnya, "Semut yang bentuknya kecil, badannya lembut, hampir tidak dapat dilihat mata dan ditangkap pikiran. Bagaimana ia merangkak di buminya, mencari makanannya, memindahkan biji-bijian ke dalam lubangnya kemudian menyimpan di tempatnya? Pada musim panas, ia mengumpulkannya sebagai persiapan untuk musim dingin. Allah yang maha perkasa memberinya rizki, baik di pegunungan maupun di batu-batu kering. Kalau anda memikirkan baik-baik, bagaimana saluran-saluran makanannya, mana ujung dan pangkalnya, kotoran-kotoran di perutnya, bagaimana pula di kepala yang kecil itu terdapat mata dan telinga, niscaya anda akan mendapatkan keajaiban dalam ciptaan itu, meskipun anda akan sulit untuk menerangkannya. Maka, sungguh Mahatinggi Allah SWT yang menciptakan dan menyusunnya atas prinsip-prinsip-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang mampu menyamai-Nya, tidak pula ada pembantu dalam penciptaan-Nya..."

Tafakur terhadap semut yang saat ini jumlahnya mencapai 8800 spesies, sebenarnya cukup membuat kita makin merasa hina di hadapan Allah yang Mahaagung. Semakin banyak hal kita ketahui tentang serangga, akan semakin kagum kita kepada kebesaran-Nya.



Saudara-saudaraku,

Sungguh jikalau kita renungkan dalam-dalam keanekaragaman yang luar biasa dari kehidupan di muka bumi ini, pastilah akan kita temui kesempurnaan dari makhluk-makhluk yang Allah ciptakan.***



(Sumber : Jurnal MQ Vol.1/No.4/Agustus 2001)

Mataku Hatiku

Bismillahirrohman nirrohim

Mata adalah penuntun dan hati adalah pendorong dan penuntut. Yang pertama memiliki kenikmatan pandangan, dan yang kedua memiliki kenikmatan pencapaian. Dalam dunia nafsu keduanya merupakan sekutu yang mesra; dan jika terpuruk ke dalam kesulitan dan keduanya bersekutu dalam cobaan; maka masing-masing akan mencela dan mencaci yang lain.

Hati Berkata kepada Mata

Hati berkata kepada mata,”Kaulah yang telah menyeretku kepada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman itu, kau mencari kesembuhan dari kebun yang tidak sehat, kau salahi firman Allah,”Hendaklah mereka menahan pandangannya”, kau salahi sabda Rasulullah SAW,
“Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya, yang akan didapati kelezatan di dalam hatinya”.(HR. Ahmad)

Umar bin Syabbata berkata,”Kami diberitahu Ahmad bin Abdullah bin Yunus, kami diberitahu Anbasah bin Abdurrahman Al-Qursy, kami diberitahu Abul-hasan Al-Madany, kami diberitahu Ali bin Abu Thalib RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Pandangan laki-laki terhadap kekelokan wanita adalah panah dari berbagai macam panah iblis yang beracun. Barangsiapa menghindar dari panah itu, maka Allah akan menggantinya dengan ibadah yang membuatnya senang.”

Lalu adakah yang lebih tercela dariapada orang yang terkena panah beracun? Apakah engaku tidak tahu bahwa tidak ada yang lebih berbahaya bagi manusia selain mata dan lidah? Tidak ada kerusakan yang lebih banyak daripada daripada kerusakan yang diakibatkan mata dan lidah. Berapa banyak kebinasaan yang disebabkan mata dan lidah? Berapa banyak sumber kehinaan yang muncul karena mata dan lidah? Barangsiapa yang ingin hidup bahagiadan terpuji, maka hendaklah ia menahan ujung pandangan matanya dan lidahnya, agar ia selamat dari bahaya, karena mata menyimpan kelebihan pandagan dan lidah menyimpan kelebihan bicara.

Nabi SAW telah menegaskan bahwa dua mata itu bisa berzina. Keduanya merupakan permulaan zina kemaluan, penuntun dan pendorongnya. Beliau pernah ditanya tentang pandangan secara tiba-tiba. Maka beliau memerintahkan orang yang bertanya itu untuk mengalihkan pandangannya. Beliau memberi petunjuk kepada yang bermanfaat baginya dan menghindari apa yang mendatangkan mudharat kepadanya. Beliau juga bersabda kepada Ali bin Abu Thalib,”Janganlah engkau susuli pandangan dengan pandangan lagi”.

Inilah perkataan ulama,”Siapa yang mengumbar pandangannya akan menuai akibatnya. Siapa yang berlama-lama memandang, penyesalan juga akan terus berkelanjutan, hilang waktunya dan berkepanjangan deritanya”.
Seorang penyair berkata,
Mata yang beradu mata dalam pandangan
Adalah jalan kerusakan ke dalam hati
Beberapa saat terjadi peperangan
Hingga berlumuran darah dan mati

Penyair lain berkata,
Wahai kedua mata, kau nikmati pandangan
Lalu kau susupkan kepahitan ke dalam hati
Jangan lagi kau ganggu hati ini
Berbuat lalim dengan sekali tebasan

Sanggahan Mata terhadap Hati

Mata berkata,”Kau zalimi aku sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan penuntun yang menunjukkan jalan kepadamu”.

Engkau adalah raja yang ditaati. Sedangkan kami hanyalah rakyat dan pengikut. Untuk memenuhi kebutuhanmu, kau naikkan aku ke atas kuda yang binal, disertai ancaman dan peringatan. Jika kau suruh aku untuk menutupi pintuku dan menjulurkan hijabku, dengan senang hati akan kuturuti perintah itu. Jika engkau memaksakan diriku untuk menggembala di kebun yang dipagari dan engkau mengirimku untuk berburu di tempat yang dipasangi jebakan, tentu engkau akan menjadi tawanan yang sebelumnya engkau adalah seorang pemimpin, engkau menjadi budak yang sebelumnya engkau adalah tuan. Yang demikian ini karena pemimpin manusia dan hakim yang paling adil, Rasulullah SAW, telah membuat keputusan bagiku atas dirimu, dengan bersabda:
“Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula, dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati”.(HR. Bukhari,Muslim)

Abu Hurairah RA berkata,”Hati adalah raja dan seluruh anggota tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya”. Jika engkau dianugerahi pandangan, tentu engkau tahu bahwa rusaknya para pengikutmu adalah karena kerusakan dirimu, dan kebaikan mereka adalah karena kebaikanmu. Jika engkau rusak, rusak pula para pengikutmu. Lalu engkau lemparkan kesalahanmu kepada mata yang tak berdaya. Sumber bencana yang menimpamu ialah karena engkau tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak menyukai firman, asma’dan sifat-sifatNya. Engkau berganti mencintai selainNya. Padahal engkau telah mendengar kisah pengingkaran Allah terhadap Bani Israil, karena mereka mengganti makanan yang ada dengan makanan lain yang justru lebih hina. Maka Allah mencela mereka: ”Maukah kalian mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?”(Al-Baqarah 61).

Bagaimana keadaan pengganti cinta kepada Pencipta, Pelindung, dan yang menangani urusannya, yang tidak memiliki keberuntungan, kenikmatan, dan kesenangan? Bandingkanlah Allah dengan sesuatu yang engkau jadikan penggantiNya dan pengganti cinta kepadaNya. Apakah engkau ridha berada di jamban, sementara orang-orang yang mencintai Allah berkeliling di Arsy? Jika engkau menghadapkan diri kepada Allah dan berpaling kepada selainNya, tentu engkau akan melihat berbagai macam keajaiban, engkau aman dari bencana dan kerusakan. Tentunya engkau sudah tahu bahwa Dia mengkhususkan keberuntungan dan kenikmatan kepada orang yang mendatangiNya dengan hati yang bersih, atau bersih dari kemusyrikan, yang di dalamnya tidak ada cinta kepada selainNya dan hanya mengikuti ridhaNya.

Mata berkata,”Antara dosaku dan dosamu di tengah manusia seperti antara kebutaanku dan kebutaanmu dalam membuat analog.”

Allah telah berfirman tentang orang yang mengalami krisis, “Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.’(AL HAJJ 46)

Limpa Ikut Bicara

Tatkala mendengar deialog antara hati dan mata serta perdebatan mereka berdua, maka limpa berkata,”Kalian berdua saling bahu-membahu untuk menghancurkan dan membunuhku. Ada orang yang telah menggambarkan perdebatan kalian ini…
Mata menganggap hati menimpakan derita
Hatilah yang telah memaksakan kehendaknya
Namun tubuh menjadi saksi atas kedustaan mata
Bencana hati memang berasal dari mata
Andaikata tidak karena mata tak kan ada derita
Hati tak kan terkapar menjadi korbannya
Limpa merana sebagai korban yang teraniaya
Karena hati dan mata tidak tundukkepada Pencipta

Penyair lain berkata,
Kulemparkan cacian kepada hati
Karena kulihatbadanku kurus kering
Hati mengikuti apa yang diinginkan mata
Dengan berkata,”Engkaulah sang duta”
Mata berkata kepada hati,
“Justru engkaulah yang menjadi petunjuk jalan’
Limpa berkata,’Hentikan perdebatan ini’
Kalian biarkan diriku sebagai korban

Limpa berkata lagi,’Jika engkau tidak mendapat uluram pertolongan yang bisa mengubah hati dan pandangan, maka jangan harap akan ada ketenangan di hati.’Seorang penyair berkata,
Aku tak tahu mengapa kucerca cinta
Ataukah matamu yang tercemar ataukah hati
Mengapa kucerca hati yang bisa melihat
Hati yang berdosa jika kucerca mata
Mata dan hatiku membagi-bagi darahku
Ya Rabbi tolonglah mata dan hatiku

Limpa berkata lagi,’Jika engkau mengguyur hati dengan air cinta dari gelas-gelasmu, berarti engkau menyalakan api kerinduan kepadanya, lalu engkau membumbung naik bersama uap lalu jatuh ke bawah. Engkau yang pertama kali merasakan panasnya.

Hakim yang membuat keputusan diantara kalian berdua adalah yang menetapkan antara ruh dan jasad, jika keduanya saling berselisih. Dikatakan dalam sebuah atsar yang masyhur, “Pertentangan di antara makhluk senantiasa ada hingga hari kiamat tiba, hingga ruh dan jasadpun saling bertentangan. Jasad berkata kepada ruh,’Engkaulah yang menggerakkan aku, menyuruh dan membalikkan aku. Jika tidak begitu, tentu aku tidak akan bergerak dan berbuat seperti itu. Ruh berkata kepada jasad,’Engkaulah yang makan, minum, bergembira, dan merasakan kenikmatan. Maka engkaulah yang layak mendapatkan siksaan’. Lalu Allah mengirim seorang malaikat kepada keduanya untuk memutuskan perkara mereka, seraya berkata,’Perumpamaan kalian berdua adalah seperti orang melihat yang hanya bisa duduk dan orang buta yang bisa berjalan. Keduanya memasuki sebuah kebun. Orang yang bisa melihat berkata kepada orang buta,’Di kebun ini saya melihat ada buah-buahan tapi saya tidak bisa berdiri.’

Orang buta berkata,’Saya bisa berdiri tapi tidak bisa melihat sesuatupun’.
Orang yang bisa melihat berkata,’Panggullah aku lalu berjalanlah, agar aku bisa memetiknya’.

Lalu siapakah yang harus menanggung beban? Kedua-duanya yang menanggung beban. Begitulah gambaran keadaan kalian berdua.