Selasa, 20 Maret 2012

pak walikota pun tersangka,

sopo jal?
Empat hari yang lalu saya mendapatkan artikel disini, artikel itu memberitakan bahwa walikota Semarang sudah ditetapkan menjadi tersangka baru atas kasus suap DPRD, penetapan tersangka ini merupakan pengembangan dari kasus tertangkap basahnya Sekda Semarang menyuap dua anggota DPRD yang bertujuan menggoalkan anggaran gaji pegawai 100 miliar. (ditangkap KPK). Sungguh ironis sekali KOTA ku tercinta ini, pemimpinnya sudah tidak tahu diri, dulu mereka menjanjikan kota ini sejahtera dan bebas dari korupsi/suap, tapi sekarang mereka menghianati janji itu ,dan berarti telah menghianati KOTA SEMARANG dan rakyatnya. Mana komitmenmu pak? Mana integritas mu pak? Jika bapak tidak sanggup tidak usah jadi walikota. Memang dalam setiap melakukan, pasti tidak bisa sendirian, apalagi Sekda merupakan kaki-tangan dari walikota, yang mana hampir semua yang dilakukan Sekda biasanya sudah dipertimbangankan dengan walikota. Dalam kasus ini mereka menginginkan Anggaran gaji pegawai sesuai dengan yang mereka ajukan sehingga dana lebih besar dari biasanya, memang dari niatnya sudah bagus tapi niat-niat itu ada niat yang “melenceng”, kenapa ? karena untuk merealisasikannya mereka menggunakan cara-cara bu suk untuk mencapainya yaitu suap. Dengan suap tadi anggaran yang mereka inginkan akan terealisasi, namun apabila terealisasi akankah dioptimalkan untuk rakyat? Saya kira tidak, ini adalah salah satu cara untuk mengeruk harta dari rakyat untuk kepentingan pribadi ataupun golongan, intinya no free lunch, tidak ada yang gratis karena mereka memodali suap itu, apabila sudah terealisasi mereka akan mencomot dari anggaran tersebut (saya masih menggunakan asumsi kalau suap itu tidak baik yang biasanya bertujuan tidak baik pula) sehingga bisa saja mereka mencari pundi-pundi uang untuk balik modal saat kampanye, terbukti ada beberapa orang yang mendapat uang saat ikut kampanye atau bisa juga untuk pencitraan kampanye periode depan dengan maksud perhatian kepada para PNS pemda.(jangan percaya 100% tulisan saya, sbg renungan saja)

Bisa kita lihat lagi untuk menjadi walikota tidak lah sesuatu yang mudah, mereka harus punya modal terutama modal “uang”, inilah yang sering terjadi di negeri kita, money politic , para calon (saya yakin masih ada yang bersih) berlomba-lomba mencari simpatisannya dengan membagikan uang entah dengan berbagai nama apapun yang intinya sama yaitu suap, tapi anehnya masyarakat kita sangat gentol dengan “suap terselubung” ini, maunya mereka menerimanya, ya mungkin karena mereka butuh makan dan kebutuhan, tapi harus diingat semakin banyak jumlah yang diberi semakin banyak juga mereka para calon(yang terpilih) akan korupsi, kenapa? Ingat seperti yang telah saya terangkan di atas mereka menginginkan balik modal apapun caranya sedangkan jika kita lihat gaji dari para walikota itu tidak sebanding dengan dana kampanye yang mereka keluarkan. Sehingga dengan mengakali pengadaan barang, me-nyalo kan proyek ataupun menggelapkan langsung uang rakyat akan mereka pilih untuk balik modal.

Memang harus diluruskan paradigma masyarakat kita ini, jangan sampai kita tetipu dengan modus yang sama, kalau sudah jadinya seperti ini maka siapa yang salah dan dirugikan?? memang harus ada perubahan yang fundamental di kotaku tercinta dan di Indonesia umumnya, Semoga Kota Semarang diberikan walikota yang jujur adil, berintegritas , sederhana, dan merakyat, amin

Dan ingat! apapun yang kita berikan tidak akan sia-sia jadi lakukan lah yang terbaik untuk kotamu negerimu seberapapun yang engkau bisa, guna memajukan kotamu dan negerimu ini, yang rindu akan kemakmuran dan kesejahteraan

Lamunan malam ini,

Liilzam Nuur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar